Sebuah pengumuman yang menyatakan bahwa pemerintah Irlandia akan membuka kembali perwakilannya untuk Takhta Suci disambut bailk oleh para petinggi Gereja, yang meyakini bahwa hal tersebut merupakan gerakan "konstruktif" bagi Gereja.
"Ini merupakan sebuah keputusan yang luar biasa bagi rakyat Irlandia dan akan menguntungkan bagi Irlandia dalam hal kontribusinya yang khas dan penting bagi hubungan internasional," kata Nuncio Uskup Agung Charles Brown dalam sebuah pernyataan yang dimuat di Irish Times pada 21 Januari.
"Kami berterima kasih kepada mereka yang telah bekerja keras sehingga membuat hari ini mungkin."
Perwakilan Irlandia untuk Takhta Suci ditutup pada November 2011, dan merupakan sebuah keputusan yang diambil oleh Deputi PErdana Menteri Eamon Gilmore hanya karena alasan-alasan ekonomi semata.
Gilmore menyatakan bahwa akibat ekonomi yang tidak menentu, pemerintah Irlandia harus "mengencangkan ikat pinggang". Keputusan tersebut dipertanyakan oleh banyak negara Katolik, bagaimanapun, negara-negara tersebut yakin bahwa sikap tersebut berhubungan dengan putusnya hubungan Dublin dan Roma setelah diterbitkannya laporan resmi penanganan kasus pelanggaran yang dilakukan oleh para imam di Keuskupan Cloyne, County Cork.
Dipolomat senior Irlandia menyebutkan bahwa pembukaan kembali kantor perwakilan dikarenakan karena konteks kepausan yang menekankan kemiskinan, isu hak asasi manusia, dan kepedulian terhadap negara berkembang, lansir Irish Times.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Keuskupan Dublin atas nama Uskup Agung Diarmuid Martin pada 21 Januari --yang saat itu sedang menghadiri World Economic Forum -- mennyebutkan bahwa keputusan tersebut "disambut baik" dan pembukaan perwakilan tersebut "dalam skala yang lebih kecil" adalah "tindakan yang sangat konstruktif".
Uskup Agung Martin juga menyadari bahwa pemerintah Irlandia telah "senantiasa berkomitmen untuk membuka kembali kantor perwakilan ketika kondisi ekonomi mengizinkan", dan ia menyampaikan penghargaan khusus kepada Mr. David Cooney, yang bertindak selaku Kepala Perwakilan (non-residen) untuk Takhta Suci selama masa lowong.
Menyadari bahwa Paus Fransiskus, "dari kerangka kepausannya, telah mendedikasikan dirinya menjadi suara yang kuat yang berjuang melawan kemiskinan," Uskup Agung menyadari bahwa Vatikan merupakan "sebuah tempat yang peting bagi pertukaran permasalahan pembangunan global."
Ia juga menambahkan bahwa seorang Kepala Perwakilan (tetap) Irlandia aan "memperkuat hubungan antara Vatikan dan Irlandia".
Menurut Irish Times, tidak ada tanggal yang pasti kapan kantor perwakilan akan secara resmi dibuka, mengingat pertama-tama harus ditunjuk seorang duta besar terlebih dulu, dan pemerintah masih mencari lokasi yang dekat dengan Vatikan.
Terlepas dari hal tersebut, surat kabar melaporkan bahwa juru bicara Kementerian Luar Negeri, menyatakan harapannya bahwa Duta Besar yang baru akan sudah dipilih pada musim panas mendatang.
Kementerian Luar Negeri juga mengklaim bahwa Kepala Perwakilan untuk Vatikan yang baru akan merupakan orang yang "bersahaja" dan bekerja seorang diri, yang mana selaras dengan "sikap kepala dingin dan ugahari yang dihembuskan oleh Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus," tulis Irish Times.
sumber:
http://vassallomalta.wordpress.com/2014/01/24/church-officials-laud-re-opening-of-irish-embassy-to-vatican/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar