Dalam beberapa dekade belakangan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencapai kemajuan yang signifikan dalam perdagangan. Kemajuan yang dicapai RRT ini tidak lepas dari upaya modernisasi yang terus diupayakan. Teori modernisasi Barat yang dikemukakan oleh Inglehart dan Welzel, mengisyaratkan bahwa modernisasi dapat terjadi dalam suatu negara yang menganut bentuk pemerintahan apapun. Di negara-negara Barat sendiri, modernisasi terjadi tumpang tindih dengan industrialisasi, dan memang, industrialisasi menjadi ciri khas modernisasi ala Barat. Walaupun modernisasi dapat terjadi terlepas dari sistem pemerintahan yang dianut, tidak dapat dipungkiri bahwa hanya setelah terjadi industrialiasi lah, orang akan sadar akan faktor dominan dalam nilai-nilai personal, yaitu ekspresi diri. Keinginan untuk mengekspresikan diri inilah yang yang kemudian mendorong terbentuknya sistem pemerintahan demokrasi. Lalu modernisasi macam apakah yang terjadi di Cina?
Para cendekiawan RRT bersikukuh bahwa modernisasi tidaklah harus tumpang tindih atau bahkan diidentikkan dengan dengan industrialisasi, Lebih jauh, modernisasi tidak harus berujung dengan diterimanya liberalisme menjadi paham negara. Konsep ini diterima tanpa menafikan bahwa modernisasi yang terjadi di RRT sedikit banyak juga mirip dengan modernisasi secara global, yaitu adanya perubahan tingkat pendidikan, nilai-nilai sosial dan sikap psikis. Dalam hal RRT, benih modernisasi mulai muncul ketika daratan Cina menjalin kontak dengan dunia barat melalui hubungan perdagangan. Eksplorasi dan ekspedisi besar-besaran bangsa Eropa yang hampir semuanya bermotifkan gold, glory, gospel, membuka pintu masuk bagi para misionaris ke wilayah-wilayah yang belum pernah diabayangkan sebelumnya. Motif misi ini diperkuat dengan gerakan kontra reformasi yang kala itu sedang terjadi dalam Gereja Katolik sebagai buah positif Konsili Trente.
Bagaimana akhirnya kemudian modernisasi akhirnya menjadi cikal bakal dikenalnya entitas Takhta Suci oleh penguasa setempat?
Salah satu gerakan misi yang mencolok adalah yang dilakukan oleh Serikat Jesuit. Kontak intensif antara Gereja Katolik dan RRT (yang ketika itu masih
dipimpin oleh kaisar), terjadi melalui seorang missionaris Jesuit, Mateo Ricci. Ia berhasil memukau Kaisar Wanli dari dinasti Ming, dengan segala peralatan navigasi penemuan bangsa Eropa. Ketika Gereja Katolik diterima sebagai bagian dari dampak modernisasi (dalam hal ini, keterbukaan perdagangan dengan dunia barat) di daratan Cina, Mateo Ricci melakukan upaya inkulturasi yang impresif dengan budaya lokal. Berpijak pada keahliannya menguasai semantik bahasa Cina, Ricci melakukan inkulturasi dengan memasukkan pemahaman kristiani ke dalam terminologi Cina, seperti Tian Shang, Tiang Zhu, dan Shang Di. Upaya inkulturasi ini menunjukkan dampak negatifnya ketika muncul perbedaan pendapat antara Ricci dengan rohaniwan Fransiskan dan Dominikan yang pada saat itu juga sedang bermisi di daratan Cina. Hal ini disebabkan oleh adanya penilaian bahwa inkulturasi yang dilakukan Ricci terlalu jauh. Ketika itu, Ricci memang menerapkan apa yang kemudian disebut sebagai Ritus Cina dalam Misa untuk menggantikan Ritus Latin, yang merupakan ritus resmi dalam Gereja Katolik (Latin). Kontroversi ini berakhir buruk dengan dikeluarkannya larangan penggunaan Ritus Cina oleh Paus Clement XI, tidak lama setelah kematian Ricci. Larangan ini bukan hanya disesalkan oleh para rohaniwan Jesuit ketika itu, tetapi juga membuat Kaisar Kangxi merasa terhina. pada tahun 1721, ia memerintahkan pelarangan semua kegiatan misi, dan secara resmi Gereja katolik menjadi organisasi terlarang. Walaupun demikian, blessing in disguise dari kontroversi ini adalah penguasa Cina ketika itu mulai disadarkan akan adanya entitas Takhta Suci nun jauh di seberang lautan yang mengatur kehidupan menggereja.
Disertasi : The Regime Letigitimacy of One China: How the Vatican Make China Whole Again oleh Jonathan David Bradley
Paper : Mateo Ricci and The Jesuit Mission in China 1583-1610 oleh Caitlin Lu
Catholic Encyclopedia dengan keyword : Mateo Ricci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar