Dalam sebuah wawancara dengan Avvenire, Luca Volonte, anggota berkebangsaan Italia dari Parliamentary Assembly of the Council of Europe, menentang hukum baru tersebut, dan menyebutnya langkah ke arah yang salah. "Kita tidak bisa berputar balik. Hukum yang membolehkan euthanasia bagi anak-anak merupakan langkah mundur di awal abad ke 20, ketika budaya eugenik seluas negara memicu tragedi-tragedi memilukan yang kita semua tahu," kata Volonte.
Politisi Italia ini, yang berpartisipasi dalam malam renungan dalam rangka perlawanan terhadap hukum tersebut, sekarang menyampaikan dukungannya melalui sebuah petisi yang diusung oleh "CitizenGo" yang akan diajukan kepada Raja Phillipe (Belgia). Petisi tersebut menyarankan agar raja tidak menandatangani aturan hukum yang kontroversial itu.
Volonte berkata bahwa hukum tersebut melahirkan "konsensus" bagi anak 4-5 tahun, sambil berpendapat bahwa konsensus tersebut dibuat di bawah tekanan dari komisi ahli yang memerikasa pengajuan permohonan eutanasia.
"Setiap orang tahu bahwa sebelum menginjak 10 tahun, anak-anak belum memahami konsep kematian, banyak para pediatris dan psikolog anak yang menyatakan demikian. Banyak di antara mereka, tidak secara kebetulan menentang hukum tersebut, " katanya.
Terlepas dari dukungan luas terhadap hukum tersebut di Parleman, Volonte menyatakan harapannya, agar suara rakyat Belgia dapat mengalahkan dukungan tersebut. Politisi Italia ini berkata bahwa jajak pendapat mengindikasikan bahwa 55% rakyat Belgia menentang hukum tersebut. "Pendek kata, rakyat Belgia, sudah mengalami kebangkitan kembali," katanya.
Menyoal kampanye petisi yang akan diajukan kepada raja Belgia, Volonte berkata bahwa Raja Phillipe dapat mengirim kembali aturan hukum tersebut ke parlemen. "Hukum yang memalukan ini", katanya, diajukan oleh kelompok mayoritas, yang di atas segalanya, dalam beberapa bulan ke depan, tidak akan berada di sana lagi." Jika aturan hukum tersebut dikirim kembali ke parlemen, Parlemen Belgia nampaknya akan sangat mungkin tidak dapat meng-gol-kan aturan hukum tersebut jelang pemilu.
Volonte yang juga adalah ketua Institut Dignitatis Humanae, juga mengangkat kemungkinan tekanan internasional terhadap aturan hukum tersebut, yang menurutnya, (berada dalam posisi menentang praktik-praktik eugenik yang telah dilarang keras oleh PBB.
Eugenik merupakan teori meningkatkan kualitas genetik, yang mengedepankan promosi pemilihan genetik yang dikehendaki dalam reproduksi sambil mengurangi jejak genetik yang negatif. Salah satu pendukung filosofi eugenik adalah Adolf Hitler, yang mencita-citakan "ras unggul" yang membawa pada sterilisasi dan pembunuhan jutaan nyawa.
"Cukuplah sebuah intervensi internasional melawan pembantaian terhadap mereka yang dianggap "sampah manusia" yang hendak dienyahkan. Bagaimanapun, bukan hanya anak-anak, tapi juga banyak orang dewasa -di Belgia ada sejumlah kasus- yang melakukan eutanasia tanpa persetujuan dari mereka (sendiri)," katanya.
Sumber:
http://vassallomalta.wordpress.com/2014/02/18/european-parliamentarian-vows-to-fight-to-the-end-child-euthanasia-law/#more-24626
Tidak ada komentar:
Posting Komentar